Uji Nyali ditengah Keindahan BROMO
Setelah terpukau dengan pemandangan matahari terbit di bukit
penanjakan 1, Tour BROMO kami yang sebenarnya
baru akan dimulai !. Melihat langsung tiga panorama alam di kawasan Bromo.
waktu itu, Saya dan Taya duduk di depan mobil pick up yang membawa kami menuju
ke Kawah Bromo, perjalanan yang kurang lebih satu jam dengan kondisi jalan yang
menanjak, menurun, berkelok bagai meninabobokan kami berdua yang lelah menahan
rasa kantuk dari sebelum subuh, tertidur walau terguncang guncang (sepertinya
ini skill bawaan dari SMP, sleep anywhere) dan terbangun saat telah
tiba di rest area/parkiran Kawah Bromo.
Pak sopir menyarankan kami
mengunjungi Savana dulu, kemudian Pasir Berbisik dan terakhir naik ke Kawah
Bromo. Membayangkan kalau nanti akan “mendaki” membuat kami berempat excited!!!, “kalau bisa sampe di puncak Kawah Bromo, bolehlah nanti coba mendaki Semeru!.
enjoy SAVANA |
Dari pemandangan yang hijau subur,
kami lanjut menuju gurun pasir tandus yang letaknya tidak jauh dari Savana, PASIR
BERBISIK. Saya lupa cerita kejadian gurun pasir ini, hanya sangat
menakjubkan karena tempat yang sangaat subur dan sangaat tandus ada dalam satu kawasan,
Masha Allah. berkunjung di
BROMO memang akan sering membuat kita mengingat keagungan ALLAH SWT. sampai di kaki gurun
pasir yang luas kami semua berlari menaiki gurun seperti anak kecil yang ingin main pasir pasiran, selain berfoto, teman teman trip yang lain, sampe ada yang sempat main prosotan di pasir ini, pokoknya banyak hal seru yang bisa kalian lakukan di gurun pasir berbisik. Oh ya gurun pasir yang membentuk seperti gunung tumpukan pasir ini mengingatkan dengan
medan puncak Mahameru yang berupa pasir dan bebatuan, yang kata orang, kalau mendaki 5 langkah akan
terpeleset turun 3 langkah. Karena itu
kami berempat mencoba “uji skill”
lagi, kami memilih naik ke puncak gurun
pasir yang tinggi untuk berfoto di saat kebanyakan orang lain hanya
sekedar foto berlatar gurun pasir dari bawah. Yaa memang ketinggian gunung pasirnya tidak seberapa, tapi untuk sampai ke puncaknya euforia ups & down nya sangat terasa, saat kami melangkah naik saat itu
juga langkah kami turun kembali.
Setelah puas berfoto di Savana dan
Pasir Berbisik, yang sesi fotonya terdiri dari foto berempat, foto grup dan
foto sendiri sendiri. Akhirnya pak sopir membawa kami kembali ke parkiran Kawah
Bromo. kali ini kami harus menaklukkan “The real challenge of BROMO”,
mendaki KAWAH GUNUNG BROMO yang masih
aktif diketinggian 2.329 mdpl. Sebenarnya tidak ada keharusan untuk naik ke
kawah Bromo, cuman selain kapan lagi bisa main ke Bromo dan kebetulan kami
berempat tiba tiba berhasrat ingin mendaki Semeru, jadi naik ke Kawah Bromo ini
bagai sebuah tes ketahanan fisik untuk meyakinkan diri kalau kami bisa kok
mendaki ! ( padahal sebenarnya Bromo dan
Semeru tidak bisa disamakan :D, maklum awam ).
Sebelum mulai naik ke Kawah Bromo, kami harus berjalan kaki sekitar 3 KM dari parkiran menuju ke kaki gunung. alternatif lainnya kami bisa naik kuda yang banyak disewakan di sepanjang jalan tapi berhubung budget kami waktu itu pas pas-an, masih merasa sok muda juga dan apalagi kami berempat ingin membuktikan ‘seberapa kuat fisik kami, apa hanya bisa jalan sampai kaki gunung, atau tetap kuat untuk jalan, mendaki dan kembali ke mobil ?”, jadilah kami dan teman grup yang lain tetap berjalan kaki. Karena jalannya rame rame dan sesekali kami singgah berfoto di spot yang bagus, akhirnya kami sampai di kaki gunung dengan perasaan cukup lelah tapi penuh semangat.
Enaknya di Bromo karena naik ke puncaknya sudah dibangunkan tangga yang permanen, jadi wisatawan bisa tetap mendaki dengan cantik, seperti kami yang naik ke puncak dengan memakai jeans dan sendal jepit (sama sekali bukan gaya pendaki, karena saat mendaki sebaiknya pakai celana kain dan sepatu). sebelum mulai naik ke atas, kami istirahat duduk sebentar sambil minum air yang dibeli dari penjual yang tinggal disana. Setelah mengatur napas dan tenaga, satu persatu dari kami kembali berjalan. Dari kaki gunung bromo ini, kami mulai sedikit mendaki hingga ke anak tangga pertama. Walaupun ke puncak kawah bromo hanya dengan menaiki tangga, tentu saja menguras banyak tenaga karena kami harus menaiki sekitar 250 anak tangga yang curam sambil berhati hati agar tidak terpleset. Anak tangga menuju puncak ini terbagi dua, jalur naik dan jalur turun, jadi para wisatawan tidak saling bertabrakan.
Saya, Taya, Lea dan Oshin berjalan sendiri sendiri menaiki anak tangga, Selangkah demi selangkah dan kadang berhenti atur nafas sambil saling melihat satu sama lain untuk memastikan semuanya baik baik saja. Menaiki anak tangga ini kami tidak banyak cerita lagi dan hanya fokus dengan anak tangga di depan kami tanpa melihat ke atas agar tidak mudah lelah. Alhamdulillah finally we did it!. Di atas kami melihat langsung kawah Gunung Bromo yang masih aktif dengan semburan asapnya.
uji skill di Pasir Berbisik | dulu klo traveling paling suka pake sendal jepit sampai ke Bromo yang dingin banget pake sendal jepit, kecuali Oshyn hehe. |
Sebelum mulai naik ke Kawah Bromo, kami harus berjalan kaki sekitar 3 KM dari parkiran menuju ke kaki gunung. alternatif lainnya kami bisa naik kuda yang banyak disewakan di sepanjang jalan tapi berhubung budget kami waktu itu pas pas-an, masih merasa sok muda juga dan apalagi kami berempat ingin membuktikan ‘seberapa kuat fisik kami, apa hanya bisa jalan sampai kaki gunung, atau tetap kuat untuk jalan, mendaki dan kembali ke mobil ?”, jadilah kami dan teman grup yang lain tetap berjalan kaki. Karena jalannya rame rame dan sesekali kami singgah berfoto di spot yang bagus, akhirnya kami sampai di kaki gunung dengan perasaan cukup lelah tapi penuh semangat.
Enaknya di Bromo karena naik ke puncaknya sudah dibangunkan tangga yang permanen, jadi wisatawan bisa tetap mendaki dengan cantik, seperti kami yang naik ke puncak dengan memakai jeans dan sendal jepit (sama sekali bukan gaya pendaki, karena saat mendaki sebaiknya pakai celana kain dan sepatu). sebelum mulai naik ke atas, kami istirahat duduk sebentar sambil minum air yang dibeli dari penjual yang tinggal disana. Setelah mengatur napas dan tenaga, satu persatu dari kami kembali berjalan. Dari kaki gunung bromo ini, kami mulai sedikit mendaki hingga ke anak tangga pertama. Walaupun ke puncak kawah bromo hanya dengan menaiki tangga, tentu saja menguras banyak tenaga karena kami harus menaiki sekitar 250 anak tangga yang curam sambil berhati hati agar tidak terpleset. Anak tangga menuju puncak ini terbagi dua, jalur naik dan jalur turun, jadi para wisatawan tidak saling bertabrakan.
Saya, Taya, Lea dan Oshin berjalan sendiri sendiri menaiki anak tangga, Selangkah demi selangkah dan kadang berhenti atur nafas sambil saling melihat satu sama lain untuk memastikan semuanya baik baik saja. Menaiki anak tangga ini kami tidak banyak cerita lagi dan hanya fokus dengan anak tangga di depan kami tanpa melihat ke atas agar tidak mudah lelah. Alhamdulillah finally we did it!. Di atas kami melihat langsung kawah Gunung Bromo yang masih aktif dengan semburan asapnya.
Wajah tak karuan dengan Latar Kawah Bromo |
Setelah misi berhasil, sekitar pukul 11 pagi, kami kembali menuju ke parkiran wonokitri dan berganti mobil BMA yang akan membawa kami pulang ke Pare, tapi waktu itu kami berempat tidak ikut pulang karena mau liburan sehari lagi di Malang.
Alhamdulillah, Ternyata trip BROMO kami dengan budget kaki lima ini, kualitasnya rasa bintang lima deh. yang kurang mungkin hanya karena kami harus naik mobil pick up, tapi kami sangaat puas menikmati keseluruhan tempat/pemandangan di Bromo yang indahnya tak lekang oleh waktu, wisata ke Bromo ini recommend bagi yang ingin menikmati indahnya alam pegunungan tanpa harus repot mendaki dan menginap di gunung. Bersyukurnya lagi karena teman teman di tour ini semuanya baik baik dan seru, apalagi pas di atas kawah Bromo, saking awamnya mendaki, kami berempat naik tanpa bawa bekal ataupun air minum, dan untungnya mereka (para lelaki) punya banyak persediaan air yang akhirnya dibagi ke Saya, Taya, Oshin dan Lea, bahkan merekapun bawa nasi bungkus untuk makan pas sampai puncak.
Alhamdulillah, Ternyata trip BROMO kami dengan budget kaki lima ini, kualitasnya rasa bintang lima deh. yang kurang mungkin hanya karena kami harus naik mobil pick up, tapi kami sangaat puas menikmati keseluruhan tempat/pemandangan di Bromo yang indahnya tak lekang oleh waktu, wisata ke Bromo ini recommend bagi yang ingin menikmati indahnya alam pegunungan tanpa harus repot mendaki dan menginap di gunung. Bersyukurnya lagi karena teman teman di tour ini semuanya baik baik dan seru, apalagi pas di atas kawah Bromo, saking awamnya mendaki, kami berempat naik tanpa bawa bekal ataupun air minum, dan untungnya mereka (para lelaki) punya banyak persediaan air yang akhirnya dibagi ke Saya, Taya, Oshin dan Lea, bahkan merekapun bawa nasi bungkus untuk makan pas sampai puncak.
dan... yang tak kan terlupakan dari perjalanan ini, karna jadi awal munculnya sebuah mimpi yang juga akhirnya sekaligus meyakinkan kami untuk selanjutnya melihat langsung keindahan gunung Semeru dan puncak gunung tertinggi di Pulau Jawa, MAHAMERU.
Teman Tour BROMO kami yang ternyata sebagian besar dari Makassar juga |
Bersambung...
dari dulu sampe skrng klo kmn2 pake sendal jepit adalah yg palinggggg nyamann dan tdk gampang pegel hahaha
BalasHapusbebas melangkah bersama sandal jepit haha
HapusKayak seru. .Apalagi dgn budget kaki lima ,kualiatas serasa bintang lima. .pengen ke sini juga nih,, #someday. .
BalasHapussemoga segera terceklis jalan jalan ke Bromo dengan rasa rasa bintang 5 kak 😊
Hapussumpah kak kuacungkanki 2 jempol tanganku. hebat sekali wanita yang travelingnya kayak kita. kutak sanggup sepertita. Takutttka dan ndk pernahka
BalasHapusMasha Allah...
Hapussetiap orang punya cerita perjalanannya sendiri. Insha Allah nanti andindah cerita travelingnya yang asik asik sama pasangan :)
Wisata ke Bromo memang perlu persipan fisik yaa. Tapi sebanding koq pemandangan dan oengalaman batin yang kita peroleh. Mana foto sunrise nya mbak. Share doong.
BalasHapuskurang layak di posting foto sunrisenya mbak, pake kamera hp aja soalnya hehe
HapusWuih keren memang jokka ke tempat ini.
BalasHapusBeberapa travel sudah menawarkan promo tiket ke Bromo.
Semoga tahun depan bisa menjejak ke sini
Aamiin.
Hapusdari Bromo bisa merasakan kalau Indonesia itu Indah banget :)
seru sekali pengalamannya. Bromo memang menaburkan kerinduan. Rasanya ingin kembali kesana menikmatinya kembali
BalasHapusBromo selalu memberikan kesan yang indah untuk dikenang hehe
HapusSaya daridulu kalo liat foto temen-temen yang pada ke bromo, jadi ikutan pengen kesana juga. Doain yah kak semoga kesampaian kesananya. Aamiin.
BalasHapussemoga segera kesampaian say... kalau dr Malang murah banget main ke bromo :)
HapusSuka sekali lihat fotobya di savana itu beratap langit beralas bebatuan. Traveling ke Bromo selalu menjadi idaman setiap orang. Sy suka traveling ke daerah yg hawanya dingin. Ditunggu cerita trip selanjutx
BalasHapusmain ke Bromo cocok banget kak abby, ala ala di luar negeri pake coat 😊
HapusBromo, panorama, dan cerita-cerita masyarakat Tengger tidak pernah mati. Lucky you pernah menginjakkan kaki ke sana. Semoga impiannya ke Mahameru bisa segera terkabul.
BalasHapusInsha Allah selanjutnya cerita pengalaman dari Mahameru kak :)
HapusKeren banget kak bisa sampai di sini. Saya belum bisa membayangkan apakah saya mampu seperti kita
BalasHapusInsha Allah dimampukan say. bisa sama sahabat atau dengan pasangan nanti. Aamin :)
HapusSaya juga ingin sekali ke bromo bukan untuk sekedar gaya gayaan wisata ke sana. Karena untuk sampai ke sana memang effortnya luar biasa. Salut sama kita. Semoga saya suatu saat juga bisa ke sana
BalasHapuske Bromo ada banyak pilihan paket tour, ada yang budget jadi cukup Effort dan ada pricey tp kita terima beres. namun apapun paketan tournya yang terpenting adalah Menikmatinya 😊
HapusSerunyaaaa
BalasHapusWaktu lihat foto yang terakhir, saya amati baik-baik siapa tahu ada fotonya anakku di situ hehehe
Soalnya dia juga pernah ke Bromo waktu belajar di Pare tahun lalu. Ternyata tidak ada hehehe...
kalau kursus di Pare , main ke Bromo mmg wajib kak, selain murah , pemandangannya Masha Allah, spektakuler ...
Hapusini foto sudah lebih 3 tahun lalu kak hehe