Kejutan dalam Istana Topkapi

Sewaktu mendapat hadiah perjalanan dari Lomba 99 CDLE, saya penasaran, kenapa hadiahnya perjalanan ke Istanbul, Turki ? kenapa bukan Paris yang ada Eiffelnya ? Atau Andalusia di Spanyol ?.

Tahun 2012, tidak banyak orang yang memilih Istanbul – Turki, sebagai tujuan wisatanya, cerita perjalanan tentang Turki di blog yang saya baca juga hanya sedikit, bahkan dalam novel 99CDLE hanya sedikit bercerita tentang Istanbul.

Setelah membaca berbagai referensi, rekomendasi dan saran dari teman teman yang kuliah di Istanbul. Kompleks Sultan Ahmet, tempat yang sangat wajib kami kunjungi di Istanbul, karena di sana letak 3 bangunan Islam bersejarah, Hagia Sophia, Istana Topkapi dan Blue Mosque. Hari ketiga, setelah mengunjungi Hagia Sophia dan break Ishoma, kami lanjut menuju Istana Topkapi yang jaraknya hanya bersebelahan. Sebelum masuk ke Istana Topkapi atau Topkapi sarayi muzesi (Museum Istana Topkapi), tepat di atas gerbang pintu masuk terlihat tulisan kaligrafi besar “Laa ilaha illa Allah...”. Sebelum masuk ke dalam, perasaan sudah dipenuh rasa takjub, Masha Allah. Bangga rasanya karena ternyata Muslim juga punya istana besar yang bentuknya biasa kita lihat dalam cerita dongeng, bahkan sebenarnya atap oktagonal Istana Topkapi inilah yang menginspirasi bentuk Istana disneyland.

Melewati pintu gerbang, kami jalan diantara taman hijau yang dihiasi dedaunan musim gugur, sayangnya, lagi lagi jadwal tutup museum yang sangat cepat di musim gugur membuat kami harus melewatkan sesi foto di taman. Dulunya Istana Topkapi adalah Istana Terbesar kedua di dunia setelah Istana Versaille di Paris, namun saat ini bangunan yang utuh hanya sekitar 50-70% (Cmiiw). Ada banyak sekali bangunan dalam Istana, yang kemudian baru saya mengerti lebih jelas tentang fungsinya setelah menonton drama Turki Abad Kejayaan di TV, beberapa tahun kemudian, hehe.

Di Lantai dasar Istana, beberapa bangunan dialihfungsikan sebagai tempat pameran benda bersejarah, kalau sebut “benda bersejarah”, sepertinya biasa aja yah, seperti kalau masuk museum di benteng rotterdam - Makassar. Surprisely, benda bersejarah yang di sini, peninggalan Rasulullah S.A.W dan para sahabatnya, Masha Allah, Subhanallah. Sebelum masuk ke dalam museum, sepatu yang kami pakai dibungkus dengan plastik, untuk menjaga karpet museum tetap bersih dan yang paling penting TIDAK membawa kamera bahkan mengambil gambar dengan kamera hp pun tidak diperbolehkan. Melihat langsung peninggalan Rasulullah S.A.W seperti pedangnya, pakaian, tempat minum bahkan helaian janggutnya, seperti ingin meneteskan air mata, tidak pernah menyangka bisa sedekat ini dengan barang yang pernah digunakan Rasulullah S.A.W, berabad tahun yang lalu, rasa bahagia bercampur aduk, Masha Allah. Selain barang peninggalan Rasulullah, ada juga pakaian yang pernah dipakai oleh Fatimah, anak rasulullah, pedang pedang milik para sahabat dan pedang yang digunakan Al-Fatih menaklukan konstantinopel, sangat banyak peninggalan sejarah Rasullullah S.A.W dan sahabat yang membuat takjub yang hanya bisa terekam oleh mata dan ingatan. Sampai saya membatin, selain Mekkah, Madinah dan Alqsa, setiap muslim harus mengunjungi tempat ini.

Setelah keluar dari tempat pameran, kami naik ke lantai atas Istana yang berbentuk balkon yang luas dilengkapi taman kecil dan menghadap langsung ke selat Bosphorus, pemandangan yang sangat menakjubkan, Masha Allah. Katanya, di balkon ini dulu tempat favorit AL-Fatih menanti waktu berbuka puasa sambil memantau keadaan di sekitar selat Bosphorus, terbayang betapa indahnya. Sore itu, kami pun menikmati senja dari atas balkon sambil menikmati pemandangan selat bosphorus yang memisahkan Istanbul daratan Eropa dan Asia, dinginnya hembusan angin musim gugur membuat saya akhirnya mengerti dan sangat bersyukur mendapat hadiah perjalanan ke Istanbul-Turki, kota yang sangat eksotik, kaya sejarah Islam dengan suasana kota yang cukup islami, menjadikan pengalaman pertama saya menginjakkan kaki di bumi Eropa begitu mudah dan sangat menyenangkan.

Taman di teras balkon Istana Topkapi. Terima kasih Mbak Hanum & GPU